Halaman

Sabtu, 24 Maret 2012

Bedah Lagu (Manusia dan Cinta Kasih)

Boru Panggoaran
Putri sulungku

Ho do borukku
Tappuk ni ate atekki
Ho do borukku
Tappuk ni pusu pusukki
Engkaulah putriku
Pangkal dari jantung hatiku
Engkaulah putriku
Pangkal dari pusat ari ku

Burju burju maho
Namarsikkola i
Asa dapot ho
Na sinitta ni rohami
Baik-baiklah engkau
Menjalankan sekolahmu
Biar engkau dapat
Apa yang kau cita citakan dalam hatimu


Reff:
Molo matua sogot ahu
Ho do manarihon ahu
Molo matinggang ahu inang
Ho do namanogu-nogu ahu
Saat aku tua kelak
Kaulah yang perdulikan aku
Apabila aku terjatuh putriku
Engkaulah yang membimbingku berjalan

Ai ho do borukku,
boru panggoaranhi
Sai sahat ma da na di rohami. 
Ai ho do borukku,
boru panggoaranhi
Sai sahatma da na di rohami. . .
Karena kaulah putriku
Putri sulungku
Semoga sampai apa yang kau cita citakan dalam hatimu
Karena kaulah putriku
Putri sulungku
Semoga sampai apa yang kau cita citakan dalam hatimu

Lagu ini berkonsteks kebudayaan Batak. Di dalamnya dikisahkan tentang seorang ayah yang memiliki anak sulung perempuan. Dalam adat Batak, nama dari anak sulung perempuan akan melekat pada gelar ayahnya. Namun bukan hanya sekedar gelar, tapi juga martabat dan masa depan keluarga. Hal ini karena keberhasilan sang anak adalah representasi dari berhasil tidaknya keluarga Batak tersebut. Melalui lagu ini, sang ayah ingin mengekspresikan rasa sayangnya terhadap sang anak sulung perempuan yang ia anggap sebagai tumpuan harapan. Sang ayah juga menganggap anak sulung perempuannya tersebut sebagai kekuatannya di saat ia tua dan lemah.

Jumat, 23 Maret 2012

Faktor-faktor yang menyebabkan Perubahan Kebudayaan

Kebudayaan dalam suatu bangsa tentunya akan berkembang dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi yang ada. Mulai dari kebudayan yang masih dikatakan tradisional, peralihan bahkan budaya yang telah mengalami modernisasi. Perubahan atau pergeseran suatu kebudayaan sudah sering kita dengar. Dan tentunya, semua memiliki faktor-faktor penyebab. Faktor-faktor penyebab ini ada yang berupa faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan diantaranya yaitu adanya penemuan-penemuan baru yang hadi di kehidupan masyarakat seperti discovery,invention, dan inovation. Faktor lainnya yaitu adanya pertambahan dan pengurangan penduduk (kelahiran, kematuan, dan migrasi), adanya konflik yang terjadi di dalam masyarakat, dan yang terakhir adanya pemberontakan atau revolusi.
Faktor ekstern , merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan kebudayaan suatu bangsa. Seperti yang telah kita ketahui, yaitu adanya globalisasi yang telah menyebar luas melalui berbagai media. Globalisasi ini dapat berupa kebudayaan asing yang masuk ke dalam suatu bangsa. Masuknya kebudayaan asing ke dalam suatu bangsa dapat berupa difusi (penyebaran kebudayaan), alkulturasi (penggabungan kebudayaan namun masih terlihat ciri khas), dan asimilasi (penggabungan kebudayaan yang menghasilkan budaya yang benar-benar baru). Dalam hal ini ,sangatlah diperlukan rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri. Jika tidak, maka kebudayaan asli suatu bangsa akan semakin terkikis sedikit demi sedikit dan bahkan akan menghilang.
Salah satu contoh perubahan kebudayaan yang diakibatkan oleh globalisasi yaitu jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh akan budaya asing. Lihat saja di sebuah pertokoan atau mall-mall .Banyak sekali yang menjual makanan luar seperti steak,burger dan lain-lain. Masyarakat lebih memilih mengkonsumsi makanan tersebut karena dianggap lebih modern dan praktis. Dan tanpa disadari, menjadi menu keseharian dalam kehidupan masyarakat. Ini akan mengakibatkan semakin langkanya dan dilupakannya jenis makanan khas atau makanan tradisional. Contoh lain yaitu di daerah Sunda. Tampak secara jelas bahwa semakin jarang dan berkurangnya penggunaan bahasa komunitas masyarakat sunda ,khususnya para generasi muda. Para generasi muda mulai merasa “gengsi” menggunakan bahasa keseharian yang memang mereka kuasai. Ini membuat seakan-akan bahasa sehari-hari di daerah Sunda ini menjadi sebuah “keterbelakangan”.
Dari contoh diatas, jelas sekali memperlihatkan bahwa generasi muda lebih menggemari kebudayaan asing . Sehingga membuat budaya asli suatu bangsa bergeser posisinya. Padahal belum tentu budaya asing tersebut akan cocok dengan kepribadian mereka. Jadi dapat disimpulkan ,bahwa walaupun kita tidak harus menolak secara seluruhnya akan budaya asing yang datang, tetapi kita harus dapat menyaring atau memilah-milah mana saja kebudayaan yang cocok atau dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima. Semuanya kembali pada kesadaran masing-masing tiap individu, apakah ingin memelihara kebudayaan suatu bangsa itu sendiri atau lebih memilih kebudayaan asing yang akan selalu hadir dari masa ke masa sesuai perkembangan teknologi yang ada.

Referensi:

Adab Penulisan di Internet

Artikel saya kali ini ingin membahas etika-etika penulisan di internet. Selamat membaca yaaa...
Internet adalah sebuah jaringan komputer dunia, yang tidak mengenal batas antara negara. Kita bisa terhubung dengan siapa saja di belahan dunia lain melalui Internet dengan begitu mudahnya. Penulisan di internet seringkali terjadi kesalahan, seperti dengan memindahkan tulisan orang lain menjadi tulisan sendiri. Penulisan tanpa ada sumber dengan mengutip tulisan orang lain disebut plagiat. Untuk menghindari terjadinya plagiat tersebut maka perlu diperhatikan beberapa adab penulisan di internet.

1.       Sembunyikan identitas orang/lembaga yang kita kiritik 
Sebaiknya kita tidak menyebut identitas orang/lembaga yang kita kritik. Lebih baik kita menyebut inisialnya atau menyebut ciri-cirinya saja .

            2.      Sebutkan bukti sumber informasi selengkap-lengkapnya
Bila kasusnya sudah menjadi “rahasia umum” (sudah tersebar luas), kita dapat menyebut identitas orang/lembaga yang kita kritik itu. Namun, hendaknya kita menyebut sumber informasi kita selengkap-lengkapnya.Untuk sumber dari internet, kita bisa menyajikan link nya.Sumber informasi itu merupakan bagian dari bukti. Tanpa bukti, kita bisa dituduh melancarkan  fitnah!

            3.      Sampaikan pujian lebih dulu
Kita jangan langsung memaparkan masalah atau menyampaikan keluhan/kritik. Sebaiknya kitamenyampaikan pujian lebih dulu mengenai orang atau lembaga yang kita kritik.    

                        4.      Setelah memuji, sampaikan ucapan terima kasih
Efek positif dari pujian itu akan lebih besar bila kita menyertainya dengan ucapan terima kasih. Bagaimanapun, semua orang (yang normal) pasti senang mendapat ucapan terima kasih, apalagi bila mendapat kesan bahwa ucapan terima kasih itu disampaikan dengan setulus-tulusnya.
                         
            5.      Ciptakan kesan bahwa kita lebih menaruh perhatian pada orang/lembaga yang kita kritik 
Hindari kesan bahwa persoalan yang kita bicarakan itu mengenai betapa terganggunya diri kita, atau pun hal-hal lain yang bersangkutan dengan kepentingan kita sendiri.

                        6.      Perbanyaklah kata “kita”
Penggunaan kata “kita” membuat posisi kita sepihak dengan orang/lembaga yang kita kritik, bukan berhadapan dengannya. Bahkan, penggunaan kata “kita” menumbuhkan  keakraban dan bukan permusuhan.   

                      7.Tempatkanlah diri lebih “rendah” daripada orang/lembaga yang kita kritik 
Daripada melancarkan tuduhan atau persangkaan buruk, lebih baik mengajukan pertanyaan.

                      8.      Mohon maaflah atas segala kata-kata yang kita tuliskan
Bagaimanapun, kita bukanlah manusia yang sempurna. Diantara pembaca pati ada yang merasa kecewa dan sakit hati. Jadi, daripada mengatakan “saya mohon maaf Kalau ada kesalahan kata-kata-saya”, lebih baik kita menulis “saya mohon maaf atas segala kesalahan kata-kata saya”

Karena ada peraturan di dalam undang-undang yang telah di atur di Indonesia mengenai informasi dan transaksi elektronis yang telah disyahkan pada tahun 2008. Pada UU ITE perbuatan yang dilarang menyangkut isi tulisan pada BAB VII pasal 27 ayat satu sampai empat dan pasal 28 ayat satu dan dua.

Referensi: